Dalam menelusuri asal usul Aremania, maka ada dua kata yang perlu
dicermati perbedaannya. Pertama adalah Arema dan kedua adalah Aremania.
Arema adalah nama yang selalu digunakan oleh organisasi, baik formal
dan resmi maupun informal. Organisasi formal dan resmi seperti : “Arema”
klub sepakbola yang saat ini sangat bagus dan solid yang ditatar oleh
Benny Dollo dengan pemain-pemain yang bagus seperti Firman Utina, Putu
Gede, Erol, Joao Carlos, Serge dan Hitta (yang suka jotos supportere
dewe).
Sedangkan “Aremania” merupakan roh dari Arema-Arema yang ada. Dimana
insan kota Malang yang memiliki persaudaraan yang bersifat
“gotong-royong” disebut Arema-nia. Dalam aktivitas apapun (supporter
bola, supporter pertunjukan musik, kegiatan amal dan lain-lain
aktivitas), bila mengatas-namakan Arema pasti akan dilakukan secara
“gotong-royong”. Mau berkorban secara material dari kantong pribadi
untuk Arema-Arema yang ada. Itulah Arema-nia
Arema
Tahun 1976 sampai dengan 1978, anak muda kota Malang dilanda demam
“geng” atau nama-nama kelompok. Nama-nama “geng” dipasang di tiang
listrik dan spanduk yang dipasang diantara pohon-pohon di pinggir jalan,
mulai dari Singosari – Blimbing – Lowokwaru – Malang kota – Kebalen –
Kota Lama – Sukun – Kidul Dalem – Kawi – Dinoyo.
Nama-nama kelompok antara lain yang masih diingat ada : Higam, RAC,
JC, Ermera, Waker, Satria, Birawa, Trisula, Tongsu, Arekar, Arema, Loko,
Arka, Arkola, Jibril dan lain-lain.
Sejak tahun 1979, demam geng ini mulai redup. Namun nama Arema
menjadi menarik banyak orang kota Malang karena simple dan mudah
diingat. Disamping itu banyak kendaraan berupa truk dan angkot yang
memasang sticker “Arema”.
Sebenarnya dengan bahasa “wali’an”, nama “kera ngalam” cukup popular.
Namun karena terlalu panjang dengan dua kata, maka agak kurang pas dan
kurang digunakan oleh insan kota Malang. Mereka lebih memilih “Arema”.
Kelompok yang awalnya menggunakan nama “Arema” banyak tersebar antara
PoloWijen – Blimbing (masjid Sabilillah) – Glintung – Bantaran – Irama –
Lowokwaru – Sarangan. Disamping itu Station Radio GL Glintung (saat ini
sudah tutup) banyak mengudarakan nama Arema dalam siarannya.
Pada tahun yang sama juga muncul organisasi yang formal dan resmi
seperti antara lain : Gajayana, Javanova. Gajayana lebih berfokus kepada
cabang olah raga tinju. Sedangkan Javanova selain cabang tinju, juga
berapa cabang olah raga lain seperti otomotif (gokart).
Belakangan barulah muncul organisasi sepakbola yang menggunakan nama
“Arema”, dengan logo/ lambang “Singo Edan”. Beberapa tahun berkiprah
langsung menggeser “Persema”. Klub bola inilah yang langsung melejitkan
nama Arema ke pentas nasional dan regional (warga Indonesia di Malaysia
dan Australia banyak juga yang menggunakan nama Arema).
Aremania
Aremania boleh dibilang saat ini merupakan roh bagi klub bola Arema.
Sebenarnya semua insan kota Malang yang memiliki persaudaraan yang
bersifat “gotong-royong” untuk kepentingan masyarakat kota Malang itulah
yang disebut Arema-nia. Dalam aktivitas apapun yaitu sebagai supporter
bola, supporter pertunjukan musik, kegiatan amal dan lain-lain
aktivitas, bila mengatas-namakan Arema pasti akan dilakukan secara
“gotong-royong”. Disamping itu mau berkorban secara material dari
kantong pribadi untuk kota Malang/ Arema. Itulah Arema-nia.
Pembuatan logo/ lambang ‘Singo Edan’ yang banyak terpampang di
dinding-dinding rumah besar, dengan lukisan yang indah sebagian besar
dibiayai sendiri oleh pelukisnya. Demikian juga patung-patung “singo
edan” juga dibuat dengan biaya sendiri.
Komunitas Aremania ini, dari yang kecil sampai yang besar sangat
terorganisir dengan rapi. Paling kecil Aremania tingkat RT, Aremania
tingkat RW, Aremania tingkat Kelurahan, Aremania tingkat Kecamatan dan
yang paling besar adalah Aremania tingkat Kota yaitu “Aremania”.
Masing-masing tingkatan Aremania ini ada yang mengorganisir secara otomatis berdasarkan kebersamaan, kecuali tingakatan Kota.
Demikian juga sumber keuangan dari Aremania tingkatan RT, RW dan
Kelurahan berasal dari masing-masing individu Aremania. Prinsip
kebersamaan dan gotong royong sangat kental dalam Aremania.
Prinsip tersebut diperkirakan akan melanggengkan keberadaan Aremania
sebagai roh bagi klub-klub bernama Arema yang ada di kota Malang.
Semoga.
Roh dari Aremania inilah yang melambungkan semangat dan kepercayaan
klub bola Arema pada tahun 2005. Roh ini juga yang membawa Aremania
mendatangi PSSI untuk menagih janji agar Arema bisa ikut laga champion.
Roh dari Aremania ini juga yang akhirnya membuat Persema (klub tua
kota Malang) menjadi tanpa daya, karena ditinggalkan begitu saja oleh
insan kota Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar